Jumat, 18 September 2015

Budaya Organisasi

Review Jurnal
PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP MOTIVASI DAN
KEPUASAN KERJA SERTA KINERJA KARYAWAN PADA SUB SEKTOR
INDUSTRI PENGOLAHAN KAYU SKALA MENENGAH
DI JAWA TIMUR
Tujuan dari penelian ini adalah untuk mengetahui bagaimana besarnya Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Motivasi Dan Kepuasan Kerja Serta Kinerja Karyawan Pada Sub Sektor Industri Pengolahan Kayu Skala Menengah Di Jawa Timur khususnya karyawan dibagian produksi. Secara positif perilaku seseorang akan berpengaruh terhadap kinerjanya, motivasi berpengaruh kepada kepuasan kerja dan kepuasan kerja berpengaruh terhadap kinerja. Budaya organisasi berpengaruh terhadap motivasi, kepuasan kerja dan kinerja.
Kata kunci:  budaya organisasi, motivasi, kepuasan kerja, kinerja dan perilaku manusia.
Masalah yang seringkali dihadapi perusahaan yang ada di Indonesia adalah rendahnya kualitas Sumber Daya Manusia. Sumber Daya Manusia di Indonesia jumlahnya melimpah, akan tetapi dari segi kualitas, bisa dikatakan sangatlah rendah jika dibandingan dengan Negara ASEAN yang lain baik dalam segi intelektual maupun dalam hal teknis sehingga produktifitasnya rendah.
Menanggapi permasalahan SDM yang ada, maka perlu dilakukan pemanfaatan secara optimal. Jumlah sumber daya manusia yang besar apabila didayagunakan secara efektif dan efisien akan bermanfaat untuk menunjang gerak lajunya pembangunan nasional yang berkelanjutan. Untuk itu dibutuhkan fasilitas berupa pendidikan yang berkualitas dan lapangan pekerjaan yang memadai. Ketika hal tersebut terpenuhi, maka tingkat produktifitas akan meningkat.
Tingkat produktifitas akan dicapai ketika ada kepuasan kerja dikalangan karyawan. Persoalan kepuasan kerja akan dapat terlaksana dan terpenuhi apabila beberapa variabel yang mempengaruhi mendukung sekali. Variabel yang dimaksud adalah Culture dan Motivation. Dapat dikatakan variabel tersebut mempengaruhi kinerja seseorang dan pada ujung-ujungnya kinerja  perusahaan dapat tercapai dengan baik.
Berbicara masalah culture (budaya), itu sendiri merupakan hal yang esensial bagi suatu organisasi atau perusahaan, karena akan selalu berhubungan dengan kehidupan yang ada dalam perusahaan. Mengapa budaya organisasi penting, karena merupakan kebiasaan-kebiasaan yang terjadi dalam hirarki organisasi yang mewakili norma-norma perilaku yang diikuti oleh para anggota organisasi. Budaya yang produktif adalah budaya yang dapat menjadikan organisasi menjadi kuat dan tujuan perusahaan dapat terakomodasi.
Pendapat Bliss (1999) mengatakan bahwa didalam budaya terdapat kesepakatan yang mengacu pada suatu sistem makna secara bersama, dianut oleh anggota organisasi dalam membedakan organisasi yang satu dengan yang lainnya. Lain halnya dengan Robbins (1996:289); budaya organisasi merupakan suatu persepsi bersama yang dianut oleh anggota-anggota organisasi, dan merupakan suatu sistem makna bersama.
Berbagai tindakan yang dilakukan oleh seseorang tentunya berbeda-beda dalam bentuk perilakunya. Dalam organisasi implementasi budaya dirupakan dalam bentuk perilaku artinya perilaku individu dalam organisasi akan diwarnai oleh budaya organisasi yang bersangkutan. Arnold dan Feldman (1986:24); perilaku individu berkenaan dengan tindakan yang nyata dilakukan oleh seseorang dapat diartikan bahwa dalam melakukan tindakan seseorang pasti akan tidak terlepas dari perilakunya.
Selain budaya, variable yang bisa meningkatkan kepuasan kerja adalah motivation (motivasi). Motivasi merupakan proses yang berperan pada intensitas, arah, dan lamanya berlangsung upaya individu ke arah pencapaian sasaran. Berbagai usaha yang dilakukan oleh manusia tentunya untuk memenuhi keinginan dan kebutuhannya, namun agar keinginan dan kebutuhannya dapat terpenuhi tidaklah mudah didapatkan apabila tanpa usaha yang maksimal.
Dalam memenuhi kebutuhannya seseorang akan berperilaku sesuai dengan dorongan yang dimiliki dan apa yang mendasari perilakunya. Motivasi yang muncul akan menimbulkan dorongan untuk melakukan yang terbaik demi pencapaian tujuan. Motivasi bisa datang dari luar bisa juga dari dalam. Motivasi inilah yang memunculkan kepuasan kerja sehingga mendorong kinerja.
Kepuasan kerja merupakan perasaan yang muncul karena apa yang diinginkan tercapai atau apa yang didapatkan lebih dari apa yang diharapkan. Dole and Schroeder (2001); Kepuasan kerja dapat didefinisikan sebagai perasaan dan reaksi individu terhadap lingkungan pekerjaannya, sedangkan menurut Testa (1999) dan Locke (1983); Kepuasan kerja merupakan kegembiraan atau pernyataan emosi yang positif hasil dari penilaian salah satu pekerjaan atau pengalaman-pengalaman pekerjaan. Nasarudin (2001); Igalens and Roussel (1999); biasanya kepuasan ini muncul karena pekerjaan mendapatkan penilaian yang adil dari pimpinan.
Kepuasan kerja yang muncul inilah yang dapat meningkatkan kinerja. Seseorang akan selalu mendambakan penghargaan terhadap hasil pekerjaanya dan mengharapkan imbalan yang adil. Penilaiaan kinerja perlu dilakukan seobyektif mungkin karena akan memotivasi karyawan dalam melakukan kgiatannya. Disamping itu pula penilaan kinerja dapat memberikan informasi untuk kepentingan pemberian gaji, promosi dan melihat perilaku karyawan.
Dari hasil penelitian pada Industri Pengolahan Kayu Skala Menengah Di Jawa Timur. Dimana ada beberapa perusahaan yang dijadikan sampel yakni:
1. Surabaya : PT.Efrata Indah dengan sampel 69 orang
2. Gresik: PT.Tulus Tritunggal dengan sampel 78 orang
3.  Sidoarjo: PT.Rimba Prima Nusantara dengan sampel 91 orang
4.  Mojokerto: PT.Wijaya Perkasa Indah dengan sampel 67 orang
5.  Pasuruan: PT.Hasil Alam Indo Indah dengan sampel 77 orang
Ditemukan bahwa budaya organisasi berpengaruh terhadap motivasi kerja secara positif. Oleh karena itu, budaya organisasi juga berpengaruh terhadap kepuasan kerja. Kepuasan kerja ini datang dari motivasi. Kepuasan kerja yang muncul menyebabkan peningkatan kinerja yang akan memberikan kontribusi terhadap perusahaan berupa peningkatan profit perusahaan. 

DAFTAR PUSTAKA
Robins, Stephen P. Perilaku Organisasi. Ed.10. Jakarta. Indeks



Tidak ada komentar:

Posting Komentar