Selasa, 21 April 2015

budaya organisasi

BUDAYA ORGANISASI
Stephen P. Robins
Oleh
SATRIANI (A21113037)
A.    DEFINISI BUDAYA ORGANISASI
Budaya organisasi merupakan system makna bersama yang dianut oleh anggota-anggota yang membedakan organisasi itu dengan organisasi-organisasi lain. Riset paling baru mengemukakan tujuh karakteristik primer berikut yang bersama-sama menangkap hakikat dari budaya organisasi:
·         Inovasi dan pengambilan resiko
·         Perhatian terhadap detail
·         Orientasi hasil
·         Orientasi orang
·         Orientasi tim
·         Keagresifan
·         Keamantapan
Budaya organisasi itu berkaitan dengan cara karyawan mempersepsikan karakteristik budaya organisasi, bukannya dengan apakah mereka menyukai budaya itu atau tidak. Artinya budaya itu merupakan istilah dskriptif.
B.     PERAN BUDAYA
Budaya yang kuat akan terkait dengan penurunan tingkat keluar masuknya karyawan.
·         Fungsi Budaya
Budaya menjalankan sejumlah fungsi dalam organisasi. Pertama, budaya mempunyai peran menetapkan tapal batas. Kedua, budaya memberikan rasa identitas ke anggota-anggota organisasi. Ketiga, budaya mempermudah timbulnya komitmen pada sesuatu yang lebih luas daripada kepetingan diri  pribadi seseorang.
·         Budaya Sebagai Beban
1.      Hambatan terhadap perubahan
2.      Hambatan terhadap keanekaragaman
3.      Hambatan terhadap merger dan akuisi
C.     MENCIPTAKAN DAN MEMPERTAHANKAN BUDAYA
·         Asal mula budaya
Proses penciptaan budaya terjadi dalam tiga cara. Pertama, para pendiri hanya mempekerjakan dan mempertahankan karyawan yang berpikir dan merasakan cara yang mereka tempuh. Kedua, mereka mendoktrinasikan dan mensosialisasikan para karyawan ini dengan cara dengan cara berpikir dan cara berperasaan mereka. Dan akhirnya perilaku pendiri  itu sendiri bertindak sebagai model peran yang mendorong karyawan mengidentfikasikan diri dengan mereka dan oleh karnanya menginternalisasikan keyakinan, nilai, dan asumsi-asumsi mereka.
·         Menjaga budaya agar tetap hidup
Setelah suatu budaya terbentuk, praktik-praktik dalam organisasi bertindak mempertahankannya dengan memberikan kepada para karyawannya sepernagkat pengalaman yang serupa. Tiga kekuatan memankan peran yang sangat penting dalam mempertahankan budaya yaitu: seleksi, tindakan manajemen puncak, dan metode sosialisasi.
D.    BAGAIMANA KARYAWAN MEMPELAJARI BUDAYA
Budaya diteruskan kepada para karyawan dalam sejumlah bentuk yakni:
  • Cerita: cerita-cerita ini biasanya berisi dongeng peristiwa mengenai pendiri organisasi, pelanggaran aturan, sukses dari miskin kekaya, dan sebgainya
  • Ritual: deretan kegiatan berulang yang mengungkapkan dan memperkuat nilai-nilai utama organisasi
  • Lambang kebendaan: tata letak markas perusahaan, tipe mobil yang diberikan kepada eksekutif puncak, dan ada tidaknya pesawat terbang korporasi.
  • Bahasa: mengembangkan istilah-istilah yang unik.

E.     MENCIPTAKAN BUDAYA ORGANISASI YANG ETIS
  • Jadilah model peran yang kelihatan
  • Komunkasikanlah harapan etis
  • Berikanlah pelatihan etis
  • Berikanlah imbalan secara terang-terangan terhadap tindakan etis dan berikan hukuman    terhadap tindakan yang tidak etis
  • Sediakanlah mekanisme yang bersifat melindungi

F.      MENCIPTAKAN BUDAYA YANG TANGGAP TERHADAP PELANGGAN
·         Variable-variabel kunci yang membentuk budaya tanggap terhadap pelanggan
1.      Tipe karyawan itu sendiri
2.      Formalisasi yang rendah
3.      Perluasan formalisasi yang rendah
4.      Keterampilan mendengar yang baik
5.      Kejelasan peran
·         Tindakan manajerial
1.      Seleksi
2.      Pelatihan dan sosialisasi
3.      Rancangan structural
4.      Pemberdayaan
5.      Kepemimpinan
6.      Evaluasi kinerja
7.      System imbalan
G.    SPIRITUALITAS DAN BUDAYA ORGANISASI
Spiritualitas tempat kerja mengakui bahwa orang memiliki kehidupan batiniah yang memelihara dan dipelihara oleh pekerjaan bermakna yang ada dalam konteks masyarakat.
·         Ciri-ciri spiritualitas
1.      Sangat memperhatikan tujuan
2.      Focus pada pengembangan individu
3.      Kepercayaan dan keterbukaan
4.      Pemberdayaan karyawan
5.      Toleransi terhadap ekspresi karyawan
·         Kritik terhadap spiritual
Para pengeritik gerakan spiritualitas organisasi telah berfokus pada dua isu. Pertama, pernyataan tentang legitimasi, kedua pertanyaan tentang ekonomi.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar